Tuesday, October 11, 2016

Kelas Menulis Puisi

Assalamualaikum.. gimana kabarnya semua? Semoga sehat-sehat semua yaa....
Alhamdulillah Azka sekeluarga sehat semua.. :)

Saya mau cerita dikit nih soal Kelas Menulis FLP Tuban-atau disingkat Semut- yang saya ikuti kurang lebih tiga bulan belakangan ini. Soal FLP sendiri nggak usah panjang lebar saya jelasin, ya, kayaknya udah pada familiar sama komunitas menulis yang satu ini.


Untuk FLP chapter Tuban sendiri sebenarnya saya udah tahu agak lama, karena saya kenal salah satu pengurusnya juga Mbak Hidayati Nur. Namun, saya belum bergabung karena waktu itu belum terpanggil (haha). Akan tetapi lambat laun saya menyadari, memang kadang kita butuh komunitas, suatu lingkungan di mana kita melakukan sesuatu secara bersama alias berjamaah, jadi in case lagi malas atau apa, ada teman yang mengingatkan. Satu lagi, semangat itu kan nular ya. Saya mau banget, dong, ketularan semangat temen-temen yang aktif menulis!

Akhirnya saya tanya-tanya deh ke Mbak Nur.. dan pas banget, FLP Tuban lagi bikin kelas menulis. Nggak pikir panjang, daftar deh saya!

Kelasnya asyik; nggak formal, serius tapi santai. Serius karena semua sama-sama pengen belajar, santai karena banyak canda tawa. Tiap pertemuan pembicaraya berbeda dengan tema yang berbeda pula. Saya banyak dapat insight dan yang jelas, banjir inspirasi dan motivasi setelah ikut kelas ini. Sayangnya saya belum punya dokumentasi fotonya. Insya Allah kalau bikin postingan tentang Semut lagi, saya posting deh sama fotonya :)

Salah satu yang paling berkesan buat saya adalah sesi kelas menulis pusi yang diisi oleh (Mas/Bang?) Ikal. Walaupun yang ngisi masih muda (dan kayaknya masih single juga-dilihat dari cara penyampaiannya yang ada campuran curcol dan sepik-sepik dikitnya haha.. Peace, yo, mas! ), materinya menurut saya sangat bagus. Di samping, saya sendiri memang punya perasaan lebihlah.. sama yang namanya puisi.

Mengutip katanya Mas Ikal, kalau diibaratkan prosa adalah pintu, maka puisi adalah jendelanya. Tafsirannya kurang lebih (versi saya nih, ya, karena lupa redaksional pastinya Mas Ikal bilang apa); jendela itu bisa bertirai, lebih tertutup dibandingkan pintu tempat orang keluar masuk. Kalau jendela, ibaratnya kita hanya bisa melihat secuil, secuplik. Ada kaitannya juga dengan bahasa puisi yang konotatif, tidak selugas dan sepanjang prosa.


Daaann.. seperti sesi-sesi kelas yang lain, di kelas puisi ini pesertanya juga kudu praktek. Haha.. ini yang bikin saya asliii nggak pedee... Saya selalu merasa diksi saya kurang ciamik, hiks. Satu lagi yang belakangan saya sadari-dan tahu ternyata kurang tepat, bahasa puisi saya terlalu lugas. Saya seolah ingin pembaca mengerti dengan puisi saya; apa yang saya maksud, saya rasakan.. Padahal tidak begitu menurut Mas Ikal. Ketika puisi sudah ter-publish dan dibaca orang lain, penafsiran adalah hak preoregatif pembaca.. Jadi, nggak ada yang benar dan salah, ya, hanya beda penafsiran (jadi ingat Unas Bahasa Indonesia jaman sekolah dulu, suka ada soal pilihan ganda tentang arti dari sebuah pusi. Ini termasuk soal yang sering bikin saya bingung :D)

Nah, setelah selesai praktek, puisi-puisi ini lalu dievaluasi oleh Mas Ikal.. Kurangnya di mana, diksinya yang lebih tepat bagimana biar lebih cantik..

Temanya waktu kalau nggak salah tentang benda di dalam kelas yang indah. Saya memilih jendela :)




-Senja di Jendela-

angin berhembus membawa cerita
menyisakan ampas kopi dan kaca
aku bersiap menutup jendela
di luar pohon berubah jingga
                                                       18/9/2016



Well, positifnya, saya kembali menulis puisi lagi, sejak... kapan, ya, terakhir kali nulis puisi? :)
Saya juga jadi ingat guru-guru saya dulu, temen-teman dan para suhu menulis di Kalimantan :') Ingat jaman waktu rajin beli dan baca majalah sastra Horison dan ngayal kapan karyanya bisa dimuat di situ (sayangnya sampai majalahnya berhenti terbit, ternyata belum kesampaian juga)..



Anyway, terima kasih para Mbak dan Mas punggawa FLP Tuban untuk Semutnya. Nggak sabar untuk ikut kelas berikutnya yang pasti sama serunya :)

No comments: