Saturday, February 11, 2017

Penyesalan Hari Ini

Astaghfirullah..ya Rabb..


Rasanya seperti menjadi ibu terkejam di dunia. Melihat bocah belum kenal dosa itu tertidur setelah melewatkan harinya yang panjang. Tertidur, sendirian, dan kata-kata terakhir yang didengarnya adalah ‘ancaman’ untuk untuk tiduk turun dari kasur.

Ibunya lupa, apa yang ia lakukan selepas memberikan ultimatum tersebut; bahkan setelah ia mengingat-ingat kejadian yang belum lewat sejam tersebut. Ah, tak ingat karena terlalu sepele untuk diingat.. Yang diingatnya hanyalah ia menyempatkan diri­ mengintip hapenya; mengecek adakah percakapan maha urgent yang perlu dilihat atau dibalasnya. Seolah menemani bocahnya lelap adalah prioritas nomor kesekian
Terlalu lama ia asyik sehingga ketika ia berbalik untuk kembali, yang ditemukan hanyalah putranya sudah tertidur. Meninggalkannya dengan jutaan penyesalan. Tak ada dongeng sebelum tidur, tak ada ajakan baca doa, pun tak ada pelukan..

Bisa jadi hari ini lebih berat. Sepagian ada saja ulah si anak. Mogok sekolah. Memecahkan  botol kesayangan ibunya. Lari ke jalan raya yang padat kendaraan. Tak hirau pada ibunya yang memohon  agar ia duduk santun di rumah makan. Dan serentetan tingkah lain yang bermuara pada satu ‘dosa’ besar; tidak tidur siang. Padahal satu atau dua jam itulah yang biasanya ibunya gunakan untuk ber-me time; sekedar recharge energi dan emosi untuk melewatkan jam-jam berikutnya dengan kepala dingin.

Tentu saja bodoh kalau menyalahkan si bocah atas semuanya. Lagi-lagi, ini hanya soal sang ibu yang masih harus banyak belajar mengelola emosi. Dan prioritas. Dan komitmen. Bahwa seperti janjinya dulu, yang dengan bangga ia menahbiskan dirinya; she is a full time housewife and part time everything else. Housewife berarti hanya punya tiga prioritas utama; suami, anak,dan rumah. Sisanya? Part time. Hanya dikerjakan kalau ketiga hal di atas dalam kondisi aman, nyaman, bahagia dan terkendali. Jelas hari ini si ibu paling tidak mengkhianati salah satunya.



Dan seperti lagu lama yang klise, pun kisah ini. Di akhir hanya sesal yang terasa. Ketika ia mengguncang pelan tubuh kesayangannya dan bergumam lirih, "adek, bangun... tadi sudah baca doa belum..?" Sia-sia berusaha mengumpulkan perasaannya yang hancur lebur; berceceran pada wajah yang dikasihinya.



11/02/2017-dalam penyesalan yang tak terperi



No comments: