Astaghfirullah..ya Rabb..
Rasanya seperti menjadi ibu terkejam di dunia. Melihat bocah
belum kenal dosa itu tertidur setelah melewatkan harinya yang panjang. Tertidur,
sendirian, dan kata-kata terakhir yang didengarnya adalah ‘ancaman’ untuk untuk
tiduk turun dari kasur.
Ibunya lupa, apa yang ia lakukan selepas memberikan ultimatum
tersebut; bahkan setelah ia mengingat-ingat kejadian yang belum lewat sejam
tersebut. Ah, tak ingat karena terlalu sepele untuk diingat.. Yang diingatnya
hanyalah ia menyempatkan diri mengintip hapenya; mengecek adakah percakapan maha urgent
yang perlu dilihat atau dibalasnya. Seolah menemani bocahnya lelap adalah prioritas nomor kesekian.
Terlalu lama ia asyik sehingga ketika ia berbalik
untuk kembali, yang ditemukan hanyalah putranya sudah tertidur. Meninggalkannya dengan
jutaan penyesalan. Tak ada dongeng sebelum tidur, tak ada ajakan baca doa, pun tak ada
pelukan..
Bisa jadi hari ini lebih berat. Sepagian ada saja ulah si anak. Mogok
sekolah. Memecahkan botol kesayangan
ibunya. Lari ke jalan raya yang padat kendaraan. Tak hirau pada ibunya yang memohon agar ia duduk santun di rumah makan. Dan serentetan
tingkah lain yang bermuara pada satu ‘dosa’ besar; tidak tidur siang. Padahal satu
atau dua jam itulah yang biasanya ibunya gunakan untuk ber-me time; sekedar
recharge energi dan emosi untuk melewatkan jam-jam berikutnya dengan kepala dingin.
Tentu saja bodoh kalau menyalahkan si bocah atas semuanya. Lagi-lagi,
ini hanya soal sang ibu yang masih harus banyak belajar mengelola emosi. Dan prioritas.
Dan komitmen. Bahwa seperti janjinya dulu, yang dengan bangga ia menahbiskan
dirinya; she is a full time housewife and part time everything else. Housewife
berarti hanya punya tiga prioritas utama; suami, anak,dan rumah. Sisanya? Part
time. Hanya dikerjakan kalau ketiga hal di atas dalam kondisi aman, nyaman, bahagia dan terkendali. Jelas hari ini si ibu paling tidak mengkhianati salah satunya.
Dan seperti lagu lama yang klise, pun kisah ini. Di akhir hanya sesal yang terasa. Ketika
ia mengguncang pelan tubuh kesayangannya dan bergumam lirih, "adek, bangun... tadi sudah baca doa belum..?" Sia-sia berusaha mengumpulkan perasaannya
yang hancur lebur; berceceran pada wajah yang dikasihinya.
11/02/2017-dalam penyesalan yang tak terperi
No comments:
Post a Comment