Friday, December 22, 2017

Lima

Hari ini, lima tahun silam, dengan tersuruk-suruk saya berjalan ke kamar mandi untuk berendam dengan air ratus (atau apapun itu) sebelum menunaikan solat subuh terakhir dalam kondisi sebagai seorang single. Dalam bak air hangat yang disiapkan Ibu untuk menyambut hari spesial itu, pikiran saya campur aduk antara, literally, pusing karena kurang tidur (semalam begadang mengerjakan hiasan untuk photobooth resepsi), sampai ke segala perasaan absurd yang mungkin dirasakan oleh semua calon pengantin. To be short, setelah subuh ibu-ibu perias datang, saya mulai dirias, dan segala sesuatunya mulai terasa cepat sejak saat itu.


I won't say cheesy things like I love you, I promise. After these years, cinta itu menjadi sesuatu yang kadang terasa unreal dan susah terdefinisi (apalagi kalau lagi-lagi lihat baju kotor geletakan tidak pada tempatnya). 


Saat memutuskan untuk menerima pinanganmu dulu, saya tahu bahwa menikah bukanlah melulu piknik bertaburan cahaya matahari di padang rumput berbunga, tetapi tetap saja badai yang datang mengagetkan. Namun darinya saya belajar bahwa pernikahan adalah lifetime journey, bahwa segala kebahagiaan atau apapun yang ingin kita rasakan dalam pernikahan, haruslah diusahakan. Kalau sekedar manis-manisnya pengantin baru, rasanya kita sudah selesai di tiga bulan pertama ketika pertama kali berantem hebat ya, Bi, wkwkw.. But, that's the commitment we make, dear, yang membuat kita bertahan selama ini. Belajar, belajar, dan belajar terus untuk saling memahami, saling menyesuaikan, to make this marriage works.



Semoga pernikahan ini berkah..
Kita bisa bertumbuh bersama anak-anak..
Menjadi orangtua yang solih-solihah, dan mencetak generasi yang demikian pula..
Semoga perubahan apapun yang terjadi pada diri kita, adalah perubahan ke arah kebaikan.


Selamat tanggal 22 yang kelima..
Sakinah mawaddah wa rahmah till Jannah, Insyaallah :)

No comments: