Orang bilang, sejauh kita punya komitmen, maka LDR bukan masalah besar. Saya pernah percaya itu, dulu, sebelum saya mengalaminya sendiri. Masalah terbesar bukan pada percaya, karena kami sudah saling percaya. Apalagi soal ketakutan akan perselingkuhan. Oh wow. Saya sih yakin kalau orang sudah nggak puas, jauh dekat pada akhirnya akan selingkuh juga.
Masalah terbesar adalah kangen. Sounds pity, eh? Iya, saya juga ngerasa bodoh kok.
Berpikir bahwa semua baik-baik saja, apalagi setiap hari selalu sama-sama sibuk, tapi kenapa bantal selalu basah di malam hari? Mendengar suaranya saja sudah menimbulkan genangan hangat di ujung mata. Ampun, padahal baru 2 minggu. Memang telpon dan ketemu langsung itu jauh bedanya. Biasanya hanya dengan express lunch saja sudah bisa jadi moodbooster berhari-hari. Kalau sekarang? A regular late night call aja belum tentu bisa. Padahal tiap hari tuh telponnya. Mau sampai kapan kayak gini?
Kedengarannya kok egois banget. Padahal saya 100% sadar ini juga buat masa depan kami. Saya juga yakin pada akhirnya kami akan bisa melewati ini, bicara soal Tuhan yang tidak akan memberi cobaan melewati batas kemampuan hambaNya. Tapi tetap saja... berat.
Saya bahkan nyaris lupa wajahnya kalau tidak diingatkan dengan wallpaper handphone. Wajah yang tersenyum cerah bersama keluarga...
No comments:
Post a Comment