''Beruntungnya jadi **** (my bf name), punya calon istri yang imut, minimalis, dan yang paling penting adalah perhatiannya yang luar biasa. Jadi pengen..
Sing kayak kamu ini apa masih available di toko2 terdekat?''
Malam Jumat, di tengah-tengah ngelesi gambar, seorang kawan baik yang juga mengenal partner berkomitmen saya sms seperti itu. Kaget sih, sempet nengok ke luar juga, oh belum ujan belom ada geledek juga kok tiba-tiba sms gitu. Cuma emang sebelumnya saya sempet nanya kabarnya si kawan itu, yang sedang mengalami, yah katakanlah kegalauan akut :))
Tersenyum simpul, sebelum saya akhirnya membalas smsnya secara cermat.
"Sama-sama beruntung. Aku juga ngerasa beruntung dapet orang yang sabarnya luar biasa, bisa jadi sahabat, partner dan imam sekaligus"
Yes it's true. Tanggal 19 lalu tepat setengah tahun kami memutuskan untuk mengambil jalan yang lebih serius, mempersiapkan diri untuk tujuan yang telah kami sepakati bersama sebelumnya; pernikahan. Sejak saat memutuskan berkomitmen (yea, kami tak terlalu suka menggunakan istilah 'pacaran'), saya belum pernah sekalipun melewatkan diri tanpa bersyukur karena Tuhan begitu baiknya menghadirkan dia di sisi saya, mudah-mudahan sepanjang usia saya.
Sabarnya dia, adalah salah satu hal yang membuat saya jatuh cinta, berulang kali setiap hari. Kebaikannya, penerimaannya akan saya, apa adanya membuat saya kadang terbangun dengan perasaan khawatir. Is it just a dream? It's too good to be true.
Saya suka marah-marah, suka gak sabar, suka cemburuan. Apalagi kl lagi period, aduh sensinya bisa ampun-ampunan. Kadang takut suatu saat dia akan pergi karena tidak tahan dengan semua itu. Cause in fact, kalau ngadepin orang seperti saya, mungkin saya sendiri juga ga tahan. Tapi herannya dia tahan-tahan aja selama ini. Kenapa ya? Heh kamu, ko bisa tahan kenapa? Jawab :)
Terkadang mucul keraguan, ketakutan, dan saya akan menanyakan lagi dan lagi tentang perasaannya. Dan selalu, ia akan menjawab seperti memberitahu anak kecil yang menanyakan hal yang sama berulang kali untuk sesuatu yang jawabnnya sudah pasti; dengan nada tidak percaya kadang bercampur kesal yang selalu ingin saya dengar.
Semoga memang sampai akhir nanti, kami tetap bisa saling mensyukuri keberuntungan kami saling memiliki satu sama lain ;')
Dan doa saya selalu; jika memang jodoh maka dekatkanlah kami dengan cara yang baik, Tuhan :)
Amin.
No comments:
Post a Comment