Yah, afterall... kurang lebih kalimatnya seperti ini:
Aku sedang berhijrah, belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Maafkan aku apabila tidak seasyik dulu.
Saya menimbang-nimbang... Mungkinkah itu mewakili perasaan saya juga?
Teringat jaman kuliah dulu; kruntelan di bangku kampus... nonton konser lantas pulang larut malam.. Definisi seru tak jauh-jauh dari gegosipan kalau tidak ada kelas, nge-mall berjam-jam...
Maafkan, kawan, kalau aku tidak seasyik dulu..
Bukan mau sok sibuk atau tidak menghargai pertemuan kita sebagai sesama kawan yang jarang bersua.. Namun pabila kewajiban silaturahim tertuntaskan, dan kita telah saling bertukar kabar dan melepaskan rindu, apakah tak lebih baik kita sudahi saja pertemuan itu? Karena seringnya kita lalu mencari-cari bahan pembicaraa; mengorek-ngorek entah masa lalu atau masa kini yang nggak penting-penting banget buat dibahas... kebanyakan jadi ghibah deh ujungnya...
Dan bukannya tidak mau memenuhi undangan hangout... tetapi sekarang memang lebih selektif. Saya punya suami dan anak; perasaan dan urusan mereka sekarang harus lebih saya utamakan...
Maafkan kalau saya tidak seasyik dulu
Tapi kalian, arti kalian buat saya, masih akan tetap sama...
Masa-masa yang kita lewatkan dulu masih akan tetap indah dalam kenangan... walaupun tidak perlu saya ulangi lagi :)
Maaf ya teman-teman...
No comments:
Post a Comment